Rabu, 16 April 2008

JAKARTA'S DISCO IN SEQUENCE


JAKARTA'S DISCO IN SEQUENCE Attention people! Bagi Anda para partygoers lama, inilah saatnya bernostalgia dan tersenyum dengan cerita-cerita di masa lalu. Sedangkan bagi Anda para pendatang baru, inilah saatnya Anda menemukan segala sesuatu yang patut Anda ketahui tentang clubbing scene Jakarta pada masa lampau dan masa sekarang. Semoga halaman ini memotivasi Anda untuk terus bergerak dan menciptakan berbagai terobosan baru. Peace, Love, Unity, Respect. Party on! 1980'S HYPE Tahun-tahun ini patut dicatat, karena pada masa inilah adanya cikal bakal club scene Jakarta, seiring dengan lahirnya musik-musik elektronik di dunia. Saat musik Techno dan House lahir dan berdenyut kencang di Eropa khususnya di Ibiza, Italia, dan London, beberapa “oknum” melihat kemeriahan ini dan melahirkan budaya yang menarik ini di Jakarta. VENUE Membahas dekade ini berarti membahas berbagai club legendaris. Pada saat itu istilah club sama populernya dengan istilah discotheque dan nightclub. Nama-nama seperti Lipstick dan Happy Day di kawasan Melawai pada awalnya termasuk yang paling populer. Belum “funky” rasanya kalau tidak menginjakkan kaki di kedua tempat ini (kata “funky” adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan hal ini pada masa itu, kalau Anda masih ingat). Selain itu juga ada Earthquake yang populer dengan dance floor-nya yang bisa bergetar, Nasa, dan Lintas Melawai. Fantastik yang berlokasi di Jakarta Timur juga tidak kalah populer di akhir tahun 80'an karena tempatnya yang tergolong mewah dan sering dipakai untuk lokasi syuting Warkop DKI. Ada yang seru dari Stardust yang pada waktu itu berlokasi di Hayam Wuruk. Karena diberlakukannya dress policy yang cukup ketat, club ini menjadi club pertama yang menyewakan sepatu bagi tamu-tamunya yang datang dengan sendal. Anda tentu tersenyum kalau mengingat hal ini. Nama-nama lain yang tidak boleh dilupakan antara lain Oriental, Ebony, Musro, My Place, Le Mirage, dan Tanamur. CROWD Sangat beragam. Mungkin dikarenakan club-club pada masa itu tidak terlalu strict sehingga ada anak-anak di bawah umur yang masuk ke dalam club (kebanyakan terlihat di acara disko di sore hari, perpaduan antara anak SMA dan bahkan SMP!). MUSIC Keberadaan scene dan club-club di atas pada awalnya tidak diikuti dengan musik-musik dance yang baik seperti yang kita kenal pada masa sekarang. Musik pada dekade ini dimulai dengan musik-musik mainstream yang di-mix (sekarang lebih dikenal dengan sebutan Mambo Jambo), juga musik-musik disco 80's dan Funk. Pada akhir tahun 80'an barulah kita mengenal musik Techno. TRACK “Ring My Bell”, “Silent Morning”, lagu-lagu Debbie Gibson. DJ Ada yang ingat Jockie Saputra? DRESS CODE Beberapa memilih untuk bergaya casual, sementara yang lainnya memilih untuk berpakaian rapi alias formal, seperti dengan kemeja lengan panjang yang digulung, blazer, dan bretel. Jeans dengan t-shirt putih yang masukkan ke dalam celana dan luaran kemeja yang dibuka juga stylish. DRINKS Mansion House? BOTTOM LINE Yang pasti club scene pada dekade sepatu roda ini sangat harus dicatat, karena dengan adanya cikal bakal ini generasi-generasi berikutnya merasakan perkembangan yang luar biasa. Viva 80's! 1990'S HYPE Dekade ini adalah miliknya dance music. Free! mengatakan demikian karena pada masa-masa ini club scene maupun dance scene Jakarta mengalami pergerakan yang besar-besaran. Berbagai perkembangan dan perubahan yang cukup signifikan terjadi pada masa ini, mulai dari banyaknya bermunculan club-club hingga pengenalan yang baik akan dance music. VENUE Nama-nama club handal seperti Parkit, Indigos, M Club, Garasi, Fire, Poster, Zona, Fabrice, Musro, dan Garasi tentu masih fresh dalam ingatan. Nama B1 masing sering disebut-sebut sampai sekarang berkat gelarnya sebagai underground House club yang pertama di Jakarta. Karena itulah B1 dianggap berjasa “memperkenalkan” musik House ke tengah dance scene Jakarta. Bengkel Night Park juga legendaris karena menggebrak sebagai club terbesar di kawasan Jakarta Selatan yang massive dengan tempat yang luas, cenderung gelap, dilengkapi dengan laser, dan sering digunakan sebagai venue konser musik. Bubble party yang pernah digelar di sini juga fenomenal pada saat itu. Seangkatan dengan Bengkel Night Park, Zanzibar yang berkonsep bar dan club juga tidak kalah happening dengan sesekali menghadirkan musik-musik Indonesia. Stadium mulai bergeliat di tahun-tahun ini (bahkansampai sekarang) untuk para party animal yang sesungguhnya. Namun sebelum kehadiran Stadium, Atlanta populer sebagai tujuan untuk after-party. CROWD Crowd pada masa ini benar-benar menyenangkan. Paham Peace Unity Love Respect (PLUR) benar-benar terasa di sini, karena hampir di semua club semua orang berdansa seakan saling kenal satu sama lain. Hal ini tentunya seiring dengan berkembangnya club scene di mana partygoers mulai leluasa memilih jenis musik dan tempat untuk clubbing. MUSIC Perkembangan musik dance benar-benar terasa pada dekade ini. Di mana musik-musik commercial dan mainstream seperti Mambo Jambo sudah ditinggalkan. Musik yang sedikit berkembang luas menjadi berbagai genre, khususnya yang termasuk dalam kategori musik dance. Mulai dari House, Garage House, Tribal, R&B-Hip Hop-Raggamuffin, Drum N Bass, Acid Jazz, sampai Classic Disco, semuanya ada. Siapa pun tinggal memilih jenis musik favoritnya. TRACK “Moonshine”, “The Night Train”, “Bodygroove”, “Missing”, “Better Man”, “Children”, “Africa”, “Big Love”, “You Don't Even Know Me”, “Turn Around”, “God Made Me Funky”, “Long Train Running”, “Where Is The Love”, “Daughter”, “Lemon Tree”, “Runaway”, “Ice Ice Baby”, “Jump Around”. DJ Achdiyat, Anton, Romy, Naro, Remy Irwan, Riri, DJ D, DJ Cream, dan beberapa nama besar seperti yang kita kenal sekarang. DRESS CODE Umumnya bergaya casual. Dengan t-shirt polos bertuliskan DKNY yang besar, celana bahan, belt rajut, dan sepatu teplek merek St.Michael. Menuju akhir 90'an adalah masanya kemeja ketat, jeans yang stretch, dan sepatu Doc Marten yang tinggi! DRINKS Long Island Iced Tea, Flaming Bikini, Sex On The Beach, Illusion, B52, Jack Daniel's dan Chivas Regal dengan Coca Cola. BOTTOM LINE Dua kata: luar biasa! Semua terjadi pada dekade ini: keriaan, tempat-tempat baru, teman-teman baru, hingga musik-musik yang baru. Karena itulah Free! menganggap club scene dan partygoers Jakarta mulai terbentuk dan teredukasi pada dekade ini. 2000'S HYPE Lelah dengan dekade yang lalu, di tahun millenium ini terjadi banyak perubahan, khususnya dari segi venue karena banyak tempat berjaya yang terpaksa menggulung tikar. Namun hal itu tergantikan dengan munculnya berbagai tempat baru yang juga happening. VENUE Awal dekade ini dihebohkan dengan kehadiran berbagai club, bar, dan lounge baru, salah satunya adalah BC Bar. Sesuai dengan namanya yang merupakan singkatan dari Broadcast Bar, BC adalah club pertama yang live on air di dua radio sekaligus, dengan crowd yang terdiri atas perpaduan orang-orang media atau broadcast, dan promotor party. BC juga tergolong legendaris karena merupakan club pertama yang mencetuskan ide acara campus night dengan titel “Classbreak”, dengan crowd yang sangat membludak! BC juga ditemani oleh Lamborghini, bangkitnya Musro, Diva, Prego, Retro, dan Lava Lounge. Yang harus diingat dari Lava Lounge adalah vibe dan crowd-nya yang menyenangkan. Sementara bermunculan club-club baru, scene di awal tahun 2000'an diramaikan dengan berbagai tempat berkonsep live music yang berjaya seperti Salsa, Fashion Cafe, Planet Hollywood, Hard Rock Cafe, Shooters, Jimbani, Pasir Putih, Klub 45, Balemang, New York Cafe, News Cafe, dan Twilite Cafe. Namun sebagian besar tempat ini juga menyuguhkan party dan DJ performance. Berikutnya ada Embassy yang saat itu masih ditemani oleh O2 (rooftop) dan CO2 yang sangat underground. Club ini memacu banyaknya club-club lain yang bertaraf internasional. Selain itu ada Manna Lounge dengan konsep wine lounge (oh-so cozy!), The Gate, Jalan Jalan, Mata Bar, N Trance Lounge, Retro, Zoom Bar, Zanzibar masih bertahan, Avenue, CJ's, Cinnabar, Club Monaco, dan A2 Club. Manna Lounge bertransformasi menjadi Manna House, dan berikutnya bermunculan club-club besar seperti Centro, Vertigo X Lounge, Blowfish, Dragonfly, dan Bliss. Tahun 2005 masih diramaikan oleh club-club tadi bersama-sama dengan Fashion Bar, The Bedroom, K7, Red Square, Circa, Liquid Room, CO2 yang bertransformasi menjadi Wonderbar. Tahun 2006, club scene semakin ramai berkat kehadiran Baby Face, Lola's Dizzy Lounge, Velvet Room, Mezza 9, Episode, 9 Clouds, Retro dengan konsep baru, dan tentu saja yang paling happening dan ramai dibicarakan yaitu Embassy yang hadir dengan konsep, tatanan interior, dan instalasi yang baru, termasuk keberadaan Balcony yang merupakan VIP lounge. Cikal bakal lahirnya fenomena bar-bar kecil yang pumping dimulai di sini berkat kehadiran Second Floor dan Nu China, yang diikuti dengan puluhan tempat lainnya di Jakarta, khususnya di area Kemang. CROWD Crowd di tahun 2000'an ini sangat beragam. Sehubungan dengan begitu banyaknya club dan scene yang betul-betul berkembang, jumlah partygoers di Jakarta pun semakin banyak. Akhirnya partygoers pun mulai terkotak-kotakkan dengan tempat dan jenis musik tertentu. Masing-masing memiliki pengikutnya sendiri. MUSIC Segala jenis dance music telah resmi dikenal di kota ini. Mulai dari House, Garage House, Progressive, Electro, Trance, R&B, dan perpaduan di antaranya. TRACK “We Will Survive”, “Don't Call Me Baby”, “One More Time”, “Shed My Skin”, “The Drill”, “Geth Noch”, “Fade”, “Put Your Hands Up For Detroit”, “The Beat Is Rockin”, “Adagio”. DJ Pasukan DJ masih mirip dengan yang ada di tahun 90'an, namun ditambah dengan beberapa DJ yunior yang tidak kalah dengan seniornya. Mereka yang berjaya antara lain Naro, Anton, Hogi, Romy, Riri, Winky, Hizkia, Ardi Pite, Cello, dan sebagainya. DRESS CODE Perpaduan antara gaya casual dan smart casual. Kaum pria bergaya casual nyaman dengan t-shirt atau kemeja, jeans, dan sneakers, sementara para wanita tampil semakin seksi dan sedikit terbuka, namun tetap terlihat stylish dan elegan. DRINKS Cocktail, Mojito, vodka dengan segala macam mixer, Jack Daniel's atau Chivas dengan Coca Cola, dan air mineral. BOTTOM LINE Dance scene Jakarta mulai merasakan salah satu dampak saat suatu scene sedang berkembang, yaitu trend. Hal ini mulai terasa pada tahun-tahun ini karena banyak tempat baru yang bermunculan karena sekedar mengikuti trend, sedangkan beberapa partygoers pergi clubbing hanya untuk tampil alias eksis. Hasilnya, partygoers sudah tidak saling akrab seperti pada dekade sebelumnya. 2007 / NOW HYPE It's getting bigger and bigger! Club scene maupun dance scene Jakarta benar-benar berkembang dengan segala perubahan yang ada. Positifnya, scene kota ini semakin dikenal di mancanegara lewat media maupun DJ-DJ luar yang puas karena tampil di sini. VENUE Tahun ini adalah miliknya X2. Membuka gerbangnya sejak bulan Februari lalu dan langsung menjadi talk of the town. Club yang terluas ini terdiri atas empat area yang berbeda, yaitu main arena X2, Equinox, Vintage, dan Ego Ultra Lounge yang khusus bagi para anggota. Dengan segala tampilan dan kelebihan yangada, club ini seakan mengklaim dirinya siap disandingkan dengan club-club internasional, ditambah lagi dengan berbagai line up internasional yang berlalu-lalang di atas DJ booth-nya. Beberapa tempat yang hadir sejak beberapa tahun lalu masih eksis hingga tahun ini, ditambah dengan beberapa tempat baru seperti Pure yang menghadirkan Hed Kandi saat pembukaan tempatnya, Public yang merupakan transformasi dari Manna House, serta Blowfish yang pindah ke rumah barunya yang bernuansa avant garde. Sedangkan Stadium adalah salah satu club tertua (dan legendaris) yang masih membuka gerbangnya hingga saat ini. CROWD Semakin beragam, tergantung pada tempat dan event. Mulai dari anak-anak SMA dan kuliahan, eksekutif muda, socialite, hingga turis-turis mancanegara atau ekspatriat. MUSIC Segala jenis musik seperti dekade yang lalu masih ditemukan saat ini. Namun House benar-benar berjaya pada tahun ini, segala macam House termasuk di dalamnya Hed Kandi style. Akhir-akhir ini musik juga tidak terlalu dikotak-kotakkan seperti dulu, karena hampir semua DJ (baik lokal maupun mancanegara) yang memadukan banyak jenis lagu menjadi satu, misalnya Electro House, Techno House, House Progressive, Dirty House, dan banyak lagi. Sedangkan Soul Menace mempopulerkan musik eclectic alias urban yang memadukan R&B, Hip Hop, House, dan sedikit Funk lewat event Mashed Potato, dan Public sibuk mengkampanyekan sing-a-long tracks-nya. Nasib Drum N Bass? Hilang entah ke mana. TRACK “Love Is Gone”, “Get Down”, “Proper Education”, “Endless Rue”, “When I See The Sun at Jimbaran”, “Rusty Guitar”, “Counting Down The Days”, “Stoopit”, “The Creeps”, “Rej”, “Party All The Time”. DJ Nama-nama lama masih berkumandang, ditambah dengan berbagai talenta baru yang tidak kalah dengan senior-seniornya seperti Adhe, Kono, Bone, Dade, Purple, Dey, Wen'd, dan masih banyak lagi. DRESS CODE Seiring dengan semakin banyaknya partygoers dan semakin banyaknya pilihan tempat, maka dress code pun semakin beragam karena masing-masing tempat memberlakukan policy-nya masing-masing. Tidak heran jika berpindah-pindah tempat clubbing dalam satu malam sudah tidak semudah dulu, karena terbentur urusan dress code! DRINKS Cocktail-cocktail lama sudah tergantikan dengan cocktail-cocktail baru. Para wanita tentu sangat memilih martini (segala jenis martini) atau Baileys on the rock, sementara barisan whiskey seperti Jack Daniel's dan Chivas masih berjaya, hanya saja dengan tambahan jenis mixer yaitu green tea atau bahkan cranberry juice. Dan air putih tentunya. BOTTOM LINE Scene semakin besar, semakin berkembang, semakin dihargai, dan semakin banyak DJ-DJ dunia yang mampir ke kota ini. Sayangnya club scene masih didominasi dengan nama-nama lama, sehingga partygoers Jakarta saat ini benar-benar haus akan suasana yang baru. Rave party, we miss you!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Suka bamget sama tulisan di blognya. Sebagai mantan clubbers. Baca ini jadi melody memory. Ada nama klub yg pernah dikunjungi lupa namanya, memory direboot via tulisannya. Seru memang tahun 80-2001. Sesudah itu pernah th 1994 ke Klub di Jak Pusat. Aduh dj'nya mainin lagu kaya org baru belajar. Masuk lagunya pun tidak nyambung. Kasar. Tidak bikin nyaman langsung pulang.